Syaer Untuk Sang Suami

Dengarlah semua Kak Teh bermadah,
di hari yang mulia, mengarang sudah,
usia suami setahun lagi bertambah,
namun si dia sikitpun tak gelabah.

Berhari-hari gundah gulana,
hadiah tak beli nak buat guana
nak belanja makan, entah kat mana,
India, Arab, Melayu atau Cina?

Teringat sewaktu berjumpa dulu,
tampan dan segak tersenyum selalu,
lucu dan lawak tetapi pemalu,
bila bertemu lidah pun kelu.

Kak Teh terpikat pandang pertama,
duduk berdepan, kerja bersama,
diajak keluar tak berapa lama,
berdentum dentam jantung berirama!

Selang bulan tahun berganti,
kasih mula berputik di hati,
namun tugas memisahkan kami
setahun lamanya menggigit jari!

Aduhai kasih, aduhai sayang,
siang malam terbayang-bayang,
tidur tak nyenyak makan tak kenyang,
teringatkan kekasih yang belum pulang.

Kepulangan membawa ke jinjang pelamin,
Syukur kepada Allah Rabbul ‘alamin,
Dibawa terus ke negara atas angin,
memulakan hidup di negara dingin.

Dialah suami, dialah kawan,
teman bercerita, hati nan rawan,
lucu berjenaka yang itu tak tahan,
lawak yang lama jadi ulang-ulangan.

Dipendekkan cerita di pagi hari,
Sukanya hati tiada terperi,
Anak empat sudah diberi,
Lengkaplah keluarga lagi berseri.


Ku ucapkan selamat suami tersayang,
bacalah syair yang baru dikarang,
sebagai hadiah yang bukan sebarang,
tapi ikhlas dari hati ku, sayang.